Candi Muaro Jambi Situs Percandian Terluas di Asia
Candi Muaro Jambi Situs Percandian Terluas di Asia. Candi Muaro Jambi merupakan Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) di Provinsi Jambi. Tertua di Asia
Candi Muaro Jambi Situs Percandian Terluas di Asia. Candi Muaro Jambi merupakan salah satu Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) yang terletak di Provinsi Jambi. Sayangnya, candi yang dibangun antara abad ke-7 hingga ke-12 Masehi ini masih kalah populer dibandingkan candi-candi di Pulau Jawa, seperti Borobudur dan Prambanan. Padahal, Candi Muaro Jambi adalah salah satu pusat pendidikan Buddha tertua di Indonesia dan bahkan di Asia.
Candi Muaro Jambi Situs Percandian Terluas di Asia |
Candi Muaro Jambi Situs Percandian Terluas di Asia
Luas Kawasan dan Lokasi Strategis
Kawasan Candi Muaro Jambi memiliki luas 3.981 hektare, delapan kali lipat lebih besar dibandingkan Candi Borobudur di Jawa Tengah. Kompleks ini membentang sepanjang 7,5 kilometer di tepi Sungai Batanghari, sungai terpanjang di Sumatra. Lokasinya berada di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, sekitar 26 kilometer dari pusat Kota Jambi, mencakup beberapa desa seperti Muara Jambi, Dusun Baru, Dusun Mudo, dan desa lainnya.
Keunikan dan Sejarah Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi merupakan kompleks percandian yang terdiri dari puluhan menapo atau tumpukan batu berstruktur candi. Saat ini, delapan candi telah dipugar, di antaranya Candi Gumpung, Kedaton, Kota Mahligai, dan Telago Rajo. Kompleks ini juga dilengkapi dengan kanal kuno, kolam air, dan arca seperti Prajaparamita dan Dwarapala.
Penemuan awal situs ini terjadi pada tahun 1820 oleh perwira Inggris, S.C. Crooke, yang mencatat reruntuhan candi di antara lebatnya hutan dekat Sungai Batanghari. Pada masa kejayaannya, kompleks ini menjadi pusat pendidikan Buddha yang menarik banyak biksu dari seluruh Asia.
Candi Muaro Jambi sebagai Mahavihara Tertua
Peneliti menyebut bahwa Candi Muaro Jambi sering dikaitkan dengan Mahavihara yang pernah dikunjungi biksu asal Tiongkok, I Tsing, pada abad ke-7 Masehi. Dalam catatannya, Mahavihara ini mengajarkan berbagai ilmu seperti tata bahasa Sansekerta, seni, logika, hingga meditasi. Hal ini menunjukkan kesamaan antara pusat pendidikan di Sumatra dengan Nalanda, universitas Buddha terkenal di India.
Pemugaran dan Revitalisasi
Pemugaran Candi Muaro Jambi terus dilakukan oleh pemerintah melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga merencanakan pembangunan Pusat Pendidikan Swarnadwipa untuk mengembalikan eksistensi candi sebagai pusat peradaban. Revitalisasi ini diharapkan dapat menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai salah satu warisan budaya dunia UNESCO.
Fasilitas Wisata yang Tersedia di Candi Muaro Jambi
Berikut adalah fasilitas wisata yang tersedia di Candi Muaro Jambi:
1. Area Parkir yang Luas
Pengunjung dapat menikmati area parkir yang luas, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat, sehingga nyaman bagi wisatawan yang datang secara individu atau dalam rombongan.
2. Pusat Informasi Wisata
Di dekat pintu masuk, terdapat pusat informasi wisata yang menyediakan informasi tentang sejarah, peta kawasan, dan panduan wisata Candi Muaro Jambi.
3. Penyewaan Sepeda
Karena kawasan ini sangat luas (3.981 hektare), pengunjung dapat menyewa sepeda untuk menjelajahi kompleks percandian dengan lebih mudah dan nyaman.
4. Area Peristirahatan dan Warung Makan
Terdapat gazebo dan area peristirahatan yang dilengkapi dengan warung makan. Wisatawan dapat menikmati hidangan khas lokal sambil beristirahat setelah menjelajahi candi.
5. Perahu Wisata di Sungai Batanghari
Bagi yang ingin menikmati keindahan kawasan dari sisi sungai, tersedia perahu wisata di Sungai Batanghari. Perahu ini memungkinkan pengunjung melihat candi dari perspektif yang berbeda.
6. Pemandu Wisata (Tour Guide)
Layanan pemandu wisata tersedia untuk memberikan penjelasan mendalam tentang sejarah, budaya, dan temuan arkeologi di kawasan Candi Muaro Jambi.
7. Area Fotografi dan Spot Instagramable
Kawasan ini memiliki banyak spot menarik untuk fotografi, termasuk di depan candi-candi utama, kanal kuno, dan area hijau yang asri.
8. Museum Mini dan Pameran Artefak
Terdapat museum mini di kawasan ini yang memamerkan artefak penting seperti arca, keramik kuno, dan inskripsi yang ditemukan di situs Candi Muaro Jambi.
9. Jalur Trekking dan Jalan Setapak
Untuk pengunjung yang ingin berjalan kaki, tersedia jalur trekking yang nyaman di sekitar candi. Jalur ini dirancang agar wisatawan dapat menikmati pemandangan sekaligus berolahraga ringan.
10. Toilet dan Fasilitas Kebersihan
Fasilitas toilet dan tempat cuci tangan tersedia di beberapa titik untuk kenyamanan wisatawan.
11. Area Edukasi dan Workshop
Kawasan ini sering digunakan untuk kegiatan edukasi, seperti workshop arkeologi, sejarah, dan budaya untuk pelajar dan pengunjung.
12. Penginapan Lokal dan Homestay
Bagi wisatawan yang ingin menikmati pengalaman lebih lama, tersedia penginapan lokal dan homestay di sekitar kawasan Candi Muaro Jambi.
Dengan fasilitas-fasilitas ini, pengunjung dapat menikmati pengalaman yang nyaman, mendalam, dan menyenangkan saat menjelajahi situs bersejarah Candi Muaro Jambi.
Kesimpulan
Candi Muaro Jambi menyimpan kekayaan sejarah dan kebudayaan yang luar biasa. Dengan luasnya kawasan, keberagaman temuan arkeologi, serta perannya sebagai pusat pendidikan Buddha, candi ini patut mendapat perhatian lebih.
Pengakuan UNESCO sebagai situs warisan dunia akan memperkuat posisi Candi Muaro Jambi sebagai ikon sejarah Indonesia, sejajar dengan Candi Borobudur. Mari lestarikan warisan budaya kita untuk generasi mendatang.
FAQ tentang Candi Muaro Jambi
1. Apa itu Candi Muaro Jambi?
Candi Muaro Jambi adalah situs bersejarah yang merupakan kompleks percandian peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Melayu. Situs ini terletak di Provinsi Jambi dan dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan Buddha tertua di Asia.
2. Di mana lokasi Candi Muaro Jambi?
Candi Muaro Jambi berada di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, sekitar 26 kilometer dari pusat Kota Jambi. Kawasan ini mencakup beberapa desa seperti Muara Jambi, Dusun Mudo, dan Danau Lamo.
3. Berapa luas kawasan Candi Muaro Jambi?
Kawasan Candi Muaro Jambi memiliki luas 3.981 hektare, menjadikannya salah satu situs percandian terluas di Asia.
4. Berapa jumlah candi di kawasan ini?
Kompleks Candi Muaro Jambi memiliki lebih dari 80 reruntuhan (menapo). Namun, hingga saat ini baru delapan candi yang berhasil dipugar, seperti Candi Gumpung, Kedaton, dan Telago Rajo.
5. Mengapa Candi Muaro Jambi dianggap penting?
Candi ini berperan sebagai pusat pendidikan Buddha pada abad ke-7 hingga ke-12 Masehi, dengan biksu dari berbagai wilayah Asia datang untuk belajar. Kawasan ini juga menjadi bukti keterlibatan Indonesia dalam peradaban dunia kuno.
6. Apakah Candi Muaro Jambi sudah diakui sebagai situs UNESCO?
Belum. Usulan untuk menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai situs warisan budaya dunia UNESCO telah diajukan sejak 2009, namun hingga saat ini status tersebut belum diperoleh.
7. Apa saja temuan penting di Candi Muaro Jambi?
Temuan penting meliputi arca Prajaparamita, Dwarapala, serta tulisan kuno yang menunjukkan hubungan kawasan ini dengan Nalanda di India.
8. Apa yang sedang dilakukan pemerintah untuk Candi Muaro Jambi?
Pemerintah melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi terus melakukan pemugaran. Selain itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi merencanakan pembangunan Pusat Pendidikan Swarnadwipa di kawasan ini.
Daftar Pustaka
- Antaranews. "Candi Muaro Jambi Universitas Tertua di Indonesia." Diakses dari antaranews.com.
- Kompas. "Pemugaran dan Peran Candi Muaro Jambi dalam Peradaban Buddha." Diakses dari kompas.com.
- Historia. "Jejak Sriwijaya di Bumi Jambi." Diakses dari historia.id.
- Retno Purwanti. (2020). Penelitian Candi Muaro Jambi: Pusat Pendidikan Buddha di Asia Tenggara. Balai Arkeologi Sumatra Selatan.
- I Tsing. (1911). A Record of Buddhist Practices Sent Home from the Southern Sea. Translated by Takakusu.
- Ja’far Rasyu. (2022). Budaya dan Sejarah Jambi: Dari Sriwijaya ke Masa Kini. Penerbit Jambi Heritage Press.
- S.C. Crooke. (1820). Exploration Notes on the Batanghari River. British Colonial Records.
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2023). "Revitalisasi Candi Muaro Jambi." Diakses dari kemdikbud.go.id.